Wednesday 12 October 2011

alat musik sunda

 
Bandung, Kompas – Bambu menjadi ikon Jawa Barat. Hal ini tidak berlebihan karena Jabar menjadi daerah asal sebagian besar bambu di dunia. Sayang, budaya bambu di Jabar tergerus modernisme Barat sehingga keunggulan bambu lambat laun terkikis. Adapun teknologi di bidang bambu belum banyak memberikan solusi. Menurut pengurus harian Yayasan Bambu Indonesia, Jatnika, Jumat (27/7), ada 127 spesies bambu di dunia. Indonesia memiliki 105 spesies. Dari 127 spesies bambu di dunia, sebanyak 90 spesies merupakan spesies asli Jabar.




Dengan kekayaan bambunya, tak mengherankan bila masyarakat Sunda sangat akrab dalam memanfaatkan bambu di masa lalu. Namun, setelah makin banyak lahan bambu ditebang dan diubah fungsinya menjadi permukiman serta dorongan kehidupan modern Barat yang memperkenalkan plastik dan lain-lain, bambu lambat laun ditinggalkan masyarakat Sunda.
“Sebelum tahun 1960-an, penggunaan bambu oleh masyarakat Sunda masih cukup banyak dan tampak. Tetapi, setelah tahun 1960-an mulai banyak bahan lain masuk untuk membuat rumah, peralatan rumah tangga, dan lainnya,” kata Jatnika.
Jatnika menyayangkan masyarakat Sunda yang meninggalkan budaya bambu di zaman modern. “Padahal, masyarakat Sunda sudah berabad-abad menggunakan bambu dan memiliki pengalaman yang cukup baik dalam memanfaatkan bambu. Banyak di antara pengalaman tersebut belum dapat dijelaskan. Andai saja budaya bambu tidak ditinggalkan dan teknologi serta penelitian mengenai bambu ditingkatkan, makin banyak pengalaman leluhur yang bisa dijelaskan secara logika dan makin menyejahterakan masyarakat,” tuturnya.
Ritual Penebangan
Salah satu pengalaman leluhur masyarakat Sunda yang sudah didapat penjelasannya lewat penelitian adalah mengenai ritual penebangan bambu.

Dalam penebangan bambu ada banyak syarat yang harus dilakukan. Empat di antaranya adalah tidak menebang bambu pada saat terang bulan, pada pagi hari, saat muncul rebung, dan saat rumpun bambu mulai berbunga.
Penjelasannya, saat bambu sedang memiliki rebung, sesungguhnya berat batang bambu berkurang setengahnya karena bambu yang lebih tua sedang mengalihkan zat kalk pada anak bambu atau rebung. Jadi, sebatang bambu yang biasanya memiliki berat 10 kilogram tinggal 5 kilogram.
Sementara itu, di pagi hari bambu biasanya sedang mengisap makanan yang mengandung banyak gula. Akibatnya, ketika ditebang pada pagi hari, bambu memiliki kadar gula tinggi yang memudahkannya dimakan rayap. Bambu seperti itu tidak bisa tahan lama.
Bambu tak bisa ditebang saat terang bulan karena kadar airnya sedang tinggi. Kadar air yang tinggi menimbulkan kadar gula yang tinggi juga. Sementara itu, bambu yang berbunga menandakan bambu sudah akan mati karena stres dengan keadaan di sekitarnya. Stres pada bambu bisa disebabkan oleh banyaknya zat kimia beracun di sekitar rumpun bambu atau terpaan angin besar.
Wawan Juanda, Creative Director Bambu Nusantara World Music Festival, mengungkapkan, sosialisasi manfaat bambu harus makin gencar dilakukan oleh berbagai pihak. Sebab, bambu sudah diketahui besar manfaatnya bagi kehidupan manusia, mulai dari pangan, papan, hingga pemenuh kebutuhan tersier. (ynt)
Alat Musik dari Bambu
- Angklung di wilayah Priangan, Bogor, Cirebon.
- Arumba di wilayah Cirebon.
- Bangkong reang di wilayah Bandung.
- Calung di wilayah Ciamis, Tasikmalaya.
- Celempung di wilayah Bandung.
- Hatong di wilayah Bandung.
- Kungklung di wilayah Bandung.
- Kohkol di wilayah Bandung.
- Karinding di wilayah Tasikmalaya.
- Ringkung di wilayah Bandung.
- Lodang di wilayah Ciamis, Kuningan, Subang.
- Suling di wilayah Cirebon, Cianjur.

Sumber: Litbang Kompas
SPESIES BAMBU DUNIA ADA DI JABAR

(Kompas, 28 Juli 2007)

No comments:

Post a Comment

Berkata yang baik atau lebih baik diam. ''Al-hadts''